Sahabat Kecil
Ini adalah sebuah cerita tentang tiga orang sahabat,mereka selalu bersama
sama setiap hari mereka adalah sahabat. Mereka adalah Andi,Jion dan Endo mereka
selalu bersama setiap hari mereka saling kenal satu sama lain saat mereka masih
kecil masih menginjak bangku SMP mereka satu sekolah dan di sanalah awal mereka
bersama. Andi adalah orang yang baik dia dianggap adalah seorang pemimpin
disaat mereka sedang bermain bersama,jiwa kepemimpinanya yang kuat membuat Jion
dan Endo merasa Andi lebih dari mereka berdua dalam memutuskan sesuatu. Jion
adalah anak yang paling humoris di antara mereka bertiga dia anak Manado yang
pindah ke Bandung karena ikut dengan ayahnya yang pindah tugas. Sedangkan
Endo,Endo adalah anak baik,lugu namun juga tetap setia menemani Andi dan Jion
bersama-sama.
Waktu itu di siang yang lumayan cerah mereka bermain ke rumah Andi untuk
bermain PS,permainan yang sangat di gemari anak SMP seumuran mereka. Andi
adalah seorang yang sangat menggemari Game begitu pun dengan Jion,mungkin hanya
Endo yang kurang menyukai game. Mereka bermain saling bergantian satu sama lain
untuk bermain PS. Mungkin keseharian mereka bertiga memang begitu terus menerus
setiap hari,memang mereka tidak selalu bertiga kalau bermain tapi mereka
bertiga lah yang selalu bersama-sama setiap hari demi hari bahkan jarang sekali
mereka bertiga tidak bertemu sehari pun. Andi selalu berangkat bersama dengan
Endo karena rumah mereka lumayan dekat,suatu hari Andi tidak mau berangkat
bersama dengan Endo karena alasan yang sangat tidak masuk akal bagi Endo. Endo
pun coba menelpon Andi jam 06.25 pagi.
“Hallo...Hallo...Andi,Mau sekolah ga
sih lu ini kan udah jam setengah tujuh lebih gue udah tunggu di depan jalan
nih”
Lalu Andi pun menjawab telepon dari
Endo itu
“Iya ndo gue mau seklah ko,di jam gue
baru jam 06.25,lu berangkat duluan aja lah lagian gue mau bareng sama ade gue
nih”
Endo dengan perasaan yang aneh karena
Andi biasanya tidak mau bareng dengan adiknya itu pun menjawab.
“Oh gitu ya Ndi,oke deh gue berangkat
duluan ya”
dengan Endo yang biasanya setiap hari
mereka berangkat bersama. Endo masih tetap diam gugup dan berfikir dengan apa
yang terjadi sambil mengingat kembali apakah dia punya salah kepada Andi apa
tidak. Endo pun melupakan hal itu dan mulai turun dari angkot dan berjalan ke
gerbang SMP dia,dimana disana ada Andi yang sedang memarkirkan motornya di
samping sekolah.
Endo pun menyapa Andi
“Hey Ndi”
“Eh Ndo udah sampai lu,pake apa
barusan ?”
“udah hehe,pake angkot lah pake
apalagi” jawab Endo sambil tersenyum
“oh gitu ya Ndo,ya bisa aja kan lu
ngadat pengen bawa motor ke sekolah hahaha”
“engga lah Ndi ngapain juga gitu,eh
barusan lu bareng sama ade lu yang gendut itu ? haha ga kempes ban motor lu
Ndi”
“iya nih Ndo sekali kali bareng lah
sama si Burayot haha,engga lah ban gue kan lebar hehe”
“oh,emang Ade lu sekolahnya dimana?”
“di Pantiulung Ndo lumayan jauh lah
hehe”
“oh gitu ya,ayo masuk Ndi udah bel
tuh”
Mereka
berdua pun masuk ke sekolah,di jalan masuk ke kelas pikiran Endi terhadap Andi
yang berbohong semakin menjadi jadi,lagian jarak Andi ke sekolah adiknya yang
ada di Pantiulung itu paling cepat setengah jam,sedangkan Endo saat menelpon
Andi,Andi pun masih di rumahnya,sungguh tak masuk akal. Endo pun menceritakan
hal ini kepada jion yang selalu jadi penengah di antara mereka berdua. Jion pun
mengira itu hal biasa yang dilakukan Andi karena sedang ingin sendiri.
“wah itu sih udah biasa ko Ndo,biarin
aja nanti juga biasa lagi” tegas Jion
Padahal ini baru pertama kali Andi melakukannya, setelah masalah itu Andi
dan Endo jarang berangkat bersama lagi dan persahabatn mereka berdua mulai
terpecah,Endo merasa kalau dirinya sudah di acuhkan oleh Andi. Andi pun mengira
kalau Endo mungkin tidak mau lagi bersama dengannya karena hal kecil itu
padahal Andi saat itu memang sedang ingin menyendiri tak ingin ada yang
menemani, itu karena masalah yang dia bawa dari rumah dengan orangtuanya.
Beberapa bulan kemudia mereka telah lulus SMP dan masuk ke SMA, Andi,Jion
dan Endo pun masuk ke SMA yang sama yaitu SMA 79 Bandung. Sekarang mereka lebih
sering bermain sendiri sendiri ataupun dengan teman barunya di SMA, mungkin
mereka hanya saling menyapa saat berpapasan saat istirahat ataupun pulang
sekolah. Naik ke kelas 3 SMA Andi dan Jion pun sekelas karena mereka ada di
jurusan yang sama yaitu IPA sedangkan Endo memilih jurusan IPS. Andi dan Jion
pun berteman kembali di kelas,mereka sebangku dan mereka selalu bersama seperti
saat mereka SMP dulu.
Endo selalu sendiri dan mungkin ingin sendiri di sekolah itu,berangkat
Endo selalu sendiri,di sekolah Endo selalu sendiri dan pulang sekolah pun
begitu. Jion memang selalu mengajak Endo lewat SMS untuk main bersama-sama lagi
seperti dulu dengan Andi namun Endo tidak pernah membalas SMS dari Jion itu.
Bahkan mereka tidak pernah lagi menyapa baik Andi ataupun Jion kepada Endo.
Setahun berlalu mereka mulai masuk perguruan yang lebih tinggi,dan mungkin
ini adalah takdir mereka bertiga pun masuk di Universtitas yang sama. Dan di
universitas ini mereka bertiga ditakdirkan untuk berada di satu kelas yang
sama,ini sama seperti saat mereka kelas 1 SMP. Ini adalah kedua kalinya mereka
bertiga bisa bersama sama kembali di satu kelas. Andi selalu bersama dengan
Jion dan Endo tetap sendiri. Jion sering menyapa kepada Endo tapi Endo selalu
membalas sapaan itu dengan kurang enak,tapi karena Jion adalah anak yang
humoris Jion selalu tidak memasukan hal itu kedalam hati,tapi berbeda dengan
Andi. Andi adalah orang yang memiliki kepribadian yang kuat dan selalu
memasukan segala hal apapun kedalam hati,bahkan setiap Jion menyapa kepada Endo
pun Andi selalu merasa kesal kepada Endo walaupun Jion malah sering tertawa
dengan balasan sapaan dari Endo itu.
Andi tidak pernah menyapa ataupun bertanya kepada Endo,dan begitu pun
sebaliknya,mereka seperti musuh. Andi pernah berkata kepada Jion
“Ion gue ga bakalan nyapa duluan ke
Endo kecuali dia yang duluan yang nyapa ke gue.”
“yah lu dewasa dong Ndi kita temenan
kan bukan sehari dua hari,udah berapa tahun kitu tuh,ada kali yah 80 tahun ?
hahahaha.” jawab Jion sambil tertawa
“Kagak tau ah pokonya itu komitmen dari
gue Ion titik.”
Samapi
suatu hari Endo mulai menyukai seorang wanita di kampusnya itu,dan itulah cinta
pertamanya Endo kepada wanita. Karena saat masih SMP ataupun SMA Endo sangat
takut kepada wanita dan selalu di ejek oleh Andi dan Jion saat SMP karena Andi
dan Jion sering bergunta ganti pacar,Endo menyukai seorang gadis yang namanya
Nindi. Nindi memang gadis idola di kampus itu banyak pria yang menyukai dia dan
banyak pula yang sudah dia tolak. Memang tidak salah cinta pertama Endo datang
kepada wanita yang cantik,baik,pintar,kaya raya dan tidak sombong juga. Memang
sedikit ketinggian keinginan Endo untuk mendapatkan Nindi itu karena maklum
Endo adalah anak yang kurang mampu bahkan setiap hari ke kampus pun hanya
menggunakan sepeda motor Vespa yang di beri oleh ayahnya saat masuk kuliah.
Endo
pun mulai mencoba untuk mendapatkan nomor HandPhone dari Nindi itu,mereka
bertemu di kantin saat Nindi sedang duduk sendiri untuk memesan Makanan.
“Mas Mie ayamnya satu ya” kata Endo
kepada seorang pedagang
Endo pun duduk di sebelah bangku
Nindi,Endo pun melihat wajah Nindi yang sangat cantik tapi Nindi tidak menoleh
ke arah Endo sedikitpun dan tetap memainkan Handphonenya itu.
“emm sendiri aja nih ? hehe” tanya
Endo
“iya”
“oh,nama gue Endo,nama kamu siapa?”
“Nindi”
Endo pun berkenalan dengan
Nindi,namun Nindi hanya menjawab seperlunya dan akhirnya Endo pun bisa
mendapatkan nomor HP nindi itu pun dengan alasan Endo meminta SMS ke temannya
karena tidak ada pulsa padahal Endo mengirim SMS ke nomor Hpnya dengan Hp Nindi
itu.
Beberapa minggu kemudia Endo dan Nindi pun mulai pacaran dan Nindi pun
menerima Endo apa adanya,karena memang Nindi mencintai tulus kepada Endo. Suatu
hari setelah mereka pacaran berbulan-bulan Endo dan Nindi sedang tukar pakai Hp
mereka. Saat Endo sedang memakai Hp Nindi tiba-tiba saja ada sms.
“Hey Nindi nanti malam jangan lupa
ya”
Dan setelah dilihat sms itu dari
seorang laki-laki yang bernama Andi,dan sebenarnya itu adalah Andi sahabat lama
Endo,Endo pun tidak marah dan mencoba menenangkan diri dan Endo pun membalas
sms itu dengan berpura pura dia adalah Nindi agar Endo bisa bertemu dengan
orang yang akan bertemu dengan Nindi nanti malam.
Tanpa
terbesit dipikiran Endo kalau itu adalah Andi sahabatnya,Andi pun berniat
menjemput Nindi di jalan Keriting,jalan yang sepi dimana Endo membalas semua
sms Andi dan berpura-pura menjadi Nindi dan minta bertemu di jalan Keriting
itu. Malam itu tepat jam tujuh malam Andi pun datang ke tempat yang sudah di
janjikan,saat berhenti di jalan itu Andi diam dan mematikan mesin mobil lalu
turun dan membuka Hp untuk coba sms Nindi,dan akhirnya di datang Endo dari arah
gelap untuk menghampiri Andi,Endo sangat sangat tidak percaya siapa yang ada di
hadapannya itu adalah Andi,Andi pria yang mengajak bermain ke pacar Endo,itu
adalah Andi yang menjadi sahabat kecil dan masih menjadi sahabat Endo di
hatinya. Endo hanya diam menatap mata Andi, Andi tak mengerti apa-apa dan hanya
diam sampai akhrinya Andi bertnaya kepada Endo
“lagi ngapain lu Ndo disini?”
Endo hanya tediam dan membuka Hp
nindi sambil menelpon ke nomor Hp Andi dan mengangkat Hp itu ke telinganya.
Andi
pun gugup seribu bahasa,tak mampu berkata apa-apa dan tak mengerti apapun yang
terjadi,Andi lalu mengirim SMS ke Jion untuk datang menghampirinya karena takut
terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Setelah diam lebih dari 2 menit Endo
berkata kepada Andi
“apa ini yang namanya sahabat?”
“maksud lo apaan sih Ndo? Gue sama
sekali ga mengerti.” Jawab Andi
“lu tau Nindi siapa? Nindi itu pacar
gue,kita udah pacaran berbulan bulan”
Lalu Endo pun menampar Andi,tidak
lama kemudian datang Jion yang memisahkan mereka berdua,Jion pun menanyakan apa
yang terjadi antara mereka berdua kepada Endo
“sahabat macam apa dia,dimana ada
sahabat yang mau ngerebut pacar sahabatnya? ”
Jion
pun terdiam dan menatap ke arah Andi,Andi menjelaskan apa yang terjadi kepada
Jion secara perlahan dan akhirnya Jion pun mengeri apa hal yang terjadi
sebenarnya diantara mereka berdua.
“Ndo ini tuh Cuma salah paham,percaya
Ndo Andi bukan orang yang kaya gitu,Andi ngajak Nindi main itu karena Nindi
ngomong ke Andi kalau dia itu lajang ga punya pacar,kalaupun Nindi punya pacar
pasti Andi gabakalan ngajak main kaya gini apalagi kalau tahu pacarnya elu Ndo”
Endo pun terdiam sambil menangis dan
menyesali apa yang telah terjadi kepada dirinya,Andi dan Jion pun
menghampirinya sambil mengelus elus Endo dan menenangkannya. Endo akhirnya
sadar kalau sahabat selalu ada disampingnya apapun keadaan kita dan Endo pun
sadar sebenarnya masalah yang dulu itu hanyalah masalah sepele yang kalah oleh
sebuah ego yang sangat besar dari dirinya dan masalah yang sekarang dengan Andi
hanyalah salah paham,namun dengan Nindi itu murni karena Nindi yang salah.
Akhirnya hubungan Endo dengan cinta pertamanya kandas karena Endo yang
memutuskan untuk mengakhiri hubungannya.
Mereka
bertiga akhirnya kembali bersama menjadi sahabat kembali seperti saat mereka
masih duduk di bangku kayu SMP dan sekarang mereka sudah duduk di bangku
Chitose Perguruan tinggi, Andi,Jion dan Endo akhirnya sadar apa artinya sahabat
saat mereka sudah dewasa dan mereka sadar kalau masalah bukan akhir dari sebuah
cerita tapi masalah adalah sebuah bumbu dari cerita itu,masalah yang dapat
terlewati akan membuat persahabatan menjadi semakin kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar